Tuesday, September 20, 2022

Blog Of Kominfo (BLOOM) "Climate Crisis"

Climate Crisis

 

Halo sobat Educhemistry! Bagaimana kabar kalian, nih? Wah gak disangka yah kita berjumpa lagi bulan ini. Nah, bulan ini BLOOM bakal ngebahas tentang Climate Crisis nih.  

 

Dewasa ini bumi kita terus mengkhawatirkan. Seluruh dunia termasuk Indonesia terancam oleh pandemi ganda yaitu, pandemi corona dan pandemi ekonomi. Padahal, kedua pandemi tersebut merupakan turunan atau akibat dari bencana global. Singkat kata, banyak pemimpin dunia yang belum menyadari keseriusan ancaman climate change yang kini telah menjadi climate crisis

 

https://www.aljazeera.com/opinions/2022/4/6/climate-crisis-we-are-whistling-into-the-abyss

 

Faktanya, konsekuensi dari climate crisis tidaklah hanya dua pandemi itu, tetapi juga bencana keanekaragaman hayati, kelangkaan air bersih, kerusakan lapisan ozon, efek rumah kaca, cuaca ekstrim, suhu bumi yang mengalami kenaikan dan krisis kelaparan global. 

 

Akibatnya terjadi krisis politik yang berupa pengingkaran kewenangan pemerintah dan pemerintah dianggap tidak mampu mengatasi krisis tersebut. Climate crisis membuat manusia harus berpikir cerdas untuk menanganinya, situasi buruk ini membutuhkan penelitian intensif dan solusi efektif, yang berimplikasi pada keberlanjutan dan kelangsungan hidup manusia di masa depan.

 

Suhu yang lebih panas lambat laun mengubah pola cuaca dan mengganggu keseimbangan alam yang awalnya normal. Ini menimbulkan banyak risiko bagi manusia dan semua bentuk kehidupan lain yang ada di bumi. 

 

Terjadinya suhu yang lebih panas, hampir semua wilayah daratan mengalami hal tersebut. Contohnya tahun 2020 adalah salah satu tahun terpanas yang pernah tercatat. Suhu yang lebih tinggi dapat meningkatkan penyakit yang berhubungan dengan panas dan dapat membuat orang lebih sulit bekerja dan beraktivitas. Kebakaran hutan lebih mudah terjadi dan lebih cepat menyebar ketika kondisi lebih panas.

 

Dampak dari Climate crisis juga mengakibatkan badai yang lebih hebat karena perubahan suhu menyebabkan perubahan curah hujan. Akibatnya, badai terjadi lebih sering dan lebih hebat sehingga menyebabkan banjir dan tanah longsor, menghancurkan rumah dan masyarakat serta menimbulkan kerugian cukup besar.

 

Tak hanya itu meningkatnya kekeringan menyebabkan air semakin langka di berbagai daerah akibat dampak climate crisis. Kekeringan dapat memicu badai bahkan angin topan.

 

Solusi dalam menghadapi Climate Crisis

United Nations menjelaskan bahwa dua pertiga emisi berasal dari gas rumah kaca, sektor energi hingga sisa makanan yang masing-masing menyumbang lebih dari dua puluh persen. Ini berarti kita lah ancaman untuk bumi sendiri. Maka, untuk menyelamatkan bumi kita dibutuhkan aksi nyata. Dengan hal-hal sederhana seperti mengubah gaya hidup kita mampu membantu menyelamatkan bumi. 

 

Oleh sebab itu, United Nations mengajak seluruh masyarakat di dunia dengan memulai 10 tindakan untuk mengurangi dampak perubahan iklim. 

  1. Menghemat energi di rumah.
  2. Menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki.
  3. Lebih banyak makan sayur-sayuran.
  4. Mulai mempertimbangkan setiap perjalanan.
  5. Mulai membuang sedikit sisa makanan.
  6. Mencoba untuk mendaur ulang hal-hal yang bisa didaur ulang.
  7. Mengubah sumber energi yang berada di rumah.
  8. Beralih menggunakan kendaraan listrik.
  9. Pilih produk-produk ramah lingkungan.
  10. Mulai berdiskusi tentang perubahan iklim dan dampaknya.

 

Nah, dengan melakukan salah satu aksi nyata. Sobat Educhemy telah membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

 

REFERENSI :

Climate Change 

Diambil pada 19 September 2022, dari situs

https://indonesia.un.org/en/172909-climate-change

 

Jatna Supriatna (2021) PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta




Blog Of Kominfo (BLOOM) "Penggunaan Nitrogen Cair dalam Makanan"

  Penggunaan Nitrogen Cair dalam Makanan Halo, sobat EduChemist ! Kembali lagi dalam BLOOM kali ini. Pada kesempatan kali ini, BLOOM akan me...