Climate Crisis
Halo sobat
Educhemistry! Bagaimana kabar kalian, nih? Wah gak disangka yah kita berjumpa
lagi bulan ini. Nah, bulan ini BLOOM bakal ngebahas tentang Climate Crisis nih.
Dewasa ini
bumi kita terus mengkhawatirkan. Seluruh dunia termasuk Indonesia terancam
oleh pandemi ganda yaitu, pandemi corona dan pandemi ekonomi. Padahal, kedua
pandemi tersebut merupakan turunan atau akibat dari bencana global. Singkat
kata, banyak pemimpin dunia yang belum menyadari keseriusan ancaman climate change yang kini telah menjadi climate crisis.
https://www.aljazeera.com/opinions/2022/4/6/climate-crisis-we-are-whistling-into-the-abyss
Faktanya,
konsekuensi dari climate crisis
tidaklah hanya dua pandemi itu, tetapi juga bencana keanekaragaman hayati,
kelangkaan air bersih, kerusakan lapisan ozon, efek rumah kaca, cuaca ekstrim,
suhu bumi yang mengalami kenaikan dan krisis kelaparan global.
Akibatnya
terjadi krisis politik yang berupa pengingkaran kewenangan pemerintah dan pemerintah
dianggap tidak mampu mengatasi krisis tersebut. Climate crisis membuat manusia
harus berpikir cerdas untuk menanganinya, situasi buruk ini membutuhkan
penelitian intensif dan solusi efektif, yang berimplikasi pada keberlanjutan
dan kelangsungan hidup manusia di masa depan.
Suhu yang
lebih panas lambat laun mengubah pola cuaca dan mengganggu keseimbangan alam
yang awalnya normal. Ini menimbulkan banyak risiko bagi manusia dan semua
bentuk kehidupan lain yang ada di bumi.
Terjadinya
suhu yang lebih panas, hampir semua wilayah daratan mengalami hal tersebut.
Contohnya tahun 2020 adalah salah satu tahun terpanas yang pernah tercatat.
Suhu yang lebih tinggi dapat meningkatkan penyakit yang berhubungan dengan
panas dan dapat membuat orang lebih sulit bekerja dan beraktivitas. Kebakaran
hutan lebih mudah terjadi dan lebih cepat menyebar ketika kondisi lebih panas.
Dampak dari
Climate crisis juga mengakibatkan badai yang lebih hebat karena perubahan suhu
menyebabkan perubahan curah hujan. Akibatnya, badai terjadi lebih sering dan
lebih hebat sehingga menyebabkan banjir dan tanah longsor, menghancurkan rumah
dan masyarakat serta menimbulkan kerugian cukup besar.
Tak hanya itu
meningkatnya kekeringan menyebabkan air semakin langka di berbagai daerah akibat
dampak climate crisis. Kekeringan dapat memicu badai bahkan angin topan.
Solusi dalam
menghadapi Climate Crisis
United
Nations menjelaskan
bahwa dua pertiga emisi berasal dari gas rumah kaca, sektor energi hingga sisa
makanan yang masing-masing menyumbang lebih dari dua puluh persen. Ini berarti
kita lah ancaman untuk bumi sendiri. Maka, untuk menyelamatkan bumi kita
dibutuhkan aksi nyata. Dengan hal-hal sederhana seperti mengubah gaya hidup
kita mampu membantu menyelamatkan bumi.
Oleh sebab
itu, United Nations mengajak seluruh masyarakat di dunia dengan memulai
10 tindakan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
- Menghemat energi di rumah.
- Menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki.
- Lebih banyak makan sayur-sayuran.
- Mulai mempertimbangkan setiap perjalanan.
- Mulai membuang sedikit sisa makanan.
- Mencoba untuk mendaur ulang hal-hal yang bisa didaur ulang.
- Mengubah sumber energi yang berada di rumah.
- Beralih menggunakan kendaraan listrik.
- Pilih produk-produk ramah lingkungan.
- Mulai berdiskusi tentang perubahan iklim dan dampaknya.
Nah, dengan
melakukan salah satu aksi nyata. Sobat Educhemy telah membantu mengurangi dampak
perubahan iklim.
REFERENSI :
Climate
Change
Diambil pada
19 September 2022, dari situs
https://indonesia.un.org/en/172909-climate-change
Jatna
Supriatna (2021) PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta
No comments:
Post a Comment